buang air besar


Pergerakan usus setiap orang berbeda. Ada yang sekali sehari, ada yang hanya tiga kali seminggu bahkan ada yang tiga kali sehari. Berapa kali sehari sebenarnya buang air besar normal? Banyak orang mengira mengalami diare jika buang air besar lebih dari sekali sehari. Sementara itu, mereka yang hanya buang air besar 3-4 kali seminggu menganggap dirinya sembelit.

Berapa kali sehari Anda biasanya buang air besar?

Buang air besar merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Buang air besar berguna untuk mengosongkan sisa makanan melalui usus dan setiap orang memiliki frekuensi yang sangat bervariasi. Jadi, buang air besar yang normal berapa kali sehari?

Beberapa peneliti mengatakan bahwa BAB 3 kali sehari sampai tiga kali seminggu masih dianggap normal. Untuk memantau kesehatan usus, Anda benar-benar perlu memperhatikan konsistensi tinja daripada frekuensi buang air besar sebagai indikator. Namun, orang yang buang air besar tidak teratur atau terlalu sering dapat mengalami masalah kesehatan.

BAB 3 kali sehari apakah itu normal?

BAB 3 kali sehari masih dianggap biasa. Sebagian besar peserta penelitian memiliki rutinitas, frekuensi, dan buang air besar yang sama setiap hari. Setiap orang memiliki frekuensi yang berbeda. Jika Anda memiliki frekuensi yang berbeda dari biasanya, itu bisa menjadi pertanda masalah pada perut dan pencernaan Anda.

Apa yang mempengaruhi frekuensi buang air besar?

Perbedaan frekuensi buang air besar pada setiap orang disebabkan oleh beberapa hal. Beberapa faktor yang mempengaruhi seberapa banyak dan sering Anda buang air besar antara lain:

Nutrisi dan Diet

Baik serat larut dan tidak larut dalam bentuk biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran dapat meningkatkan volume tinja dan meningkatkan pergerakan usus. Jika Anda tidak makan cukup serat, akan sulit untuk buang air besar secara teratur. Cairan juga membuat tinja lebih lunak dan mudah dikeluarkan.

Usia

Semakin tua Anda, semakin besar kemungkinan Anda mengalami sembelit. Beberapa faktor termasuk penurunan buang air besar yang membantu pencernaan, penurunan mobilitas, dan minum lebih banyak obat yang dapat memperlambat kesehatan usus.

Riwayat Kesehatan

Beberapa kondisi medis dan minum obat dapat mempengaruhi kesehatan usus dan menyebabkan buang air besar lebih atau kurang sering dari biasanya. Penyakit radang usus, seperti penyakit Crohn atau kolitis ulserativa, bahkan flu perut, dapat mengubah frekuensi buang air besar pada seseorang.

Hormon

Hormon progesteron dan estrogen dapat mempengaruhi frekuensi buang air besar. Misalnya, beberapa wanita lebih sering buang air besar menjelang awal periode mereka.