Memanglah benar, pengetahuan persoalan seks itu amatlah berarti. Karena orang memerlukan untuk mengidentifikasi dan mempelajari persoalan seks. Karena itu akan jadi kemauan dari masing- masing orang. Untuk itu, alangkah bagusnya untuk masing- masing orang dibekali pengetahuan persoalan seks. Biar tidak terangkai penyimpangan atau kekeliruan akrab. Dan tidak cuma dari pengetahuan persoalan seks, yang jadi nilai berarti pula ialah pengawasan diri. Karena akan sia- sia apabila kita memiliki pengetahuan persoalan seks namun tidak ada pengawasan diri. Tidak bisa mengatur diri, tidak bisa mengatur marah dan ambisi.
Pengetahuan Seks Itu Berarti Dan Janganlah Kurang ingat Diiringi Pengawasan Diri
Sejenis orang mudah mengatakan untuk tidak pada kecurangan, namun pada akhirnya melakukan kecurangan pula. Atau orang mengatakan tidak pada narkoba, namun pada akhirnya jadi pelanggan pula terlebih jadi atasan. Itu semua terjamin, bukan hanya dari pengetahuan saja yang berarti. Namun pengawasan diri itu amatlah berarti. Lalu jadi banyak pengetahuan yang kita memiliki akan sesuatu, lalu jadi besar pula rayuan yang ada. Walhasil kita harus pintar- cerdas mengatur diri. Walhasil kita tidak jadi pelakon dari aksi penyimpangan.
Akan sia- sia apabila kita memiliki pengetahuan dan wawasan yang besar persoalan seks namun kita tidak memiliki pengawasan diri yang baik. Sampai kita bisa jadi pelakon dari kekeliruan akrab. Walhasil tidak sedikit para pelakon kekeliruan akrab datang dari banyak orang yang memiliki dampak besar di zona. Sejenis, guru, ahli agama, motivator, dan lain serupanya. Banyak orang yang berpendidikan, dan memiliki dampak yang besar pada masyarakat. Orang yang memiliki pengawasan yang cukup besar di tengah masyarakat, bisa melakukan kekeliruan akrab.
Terlebih tidak tanggung- tanggung korbannya. Walhasil itu berarti sekali untuk kita orang memiliki pengawasan marah, pengawasan diri, dan pengawasan hawa ambisi. Walhasil meminimalisir akan terjadinya penyimpangan dan kekeliruan akrab. Dan janganlah sampai karena kita amat menduga karakter aku kita, ambisi kita membuat kita gelap mata. Dan akhirnya hanya bisa berkata maaf, saya khilaf. Itu tidak akan menangani kasus. Jadi, mulai lah jadi netizen yang cerdas dan bijak.